KELOMPOK VIII
1. IDA BAGUS MADE BP
2. NURHALIFA
3. SRIHARIANI
4. ENDANG SANDRIANA
AKADEMI KEPERAWATAN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN AJARAN 2010/2011
TAHUN AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT yang maha kuasa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya, sehingga asuhan keperawatan ini dapat di selesaikan
dengan segala keterbatasan
Berdarkan kebutuhan yang sangat
mendesak dari berbagai pihak, maka dalam rangka pemenuhan kebutuhan, kami telah
berusaha untuk menyajikan dalam bentuk sederhana untuk di gunakan dalam
lingkungan sendiri guna memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa di dalam
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
namun dengan keterbatasan ini semoga pemikiran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
namun dengan keterbatasan ini semoga pemikiran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhirnya dengan tulus hati kami
mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyelesaian askep seminar ini. Kami akan sangat menghargai dan
berterimah kasih apabila berkenan memberikan kritik atau tanggapan yang berguna
bagi penyempurnaan yang lebih lanjut.
25 may 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
…………………………………………………………………………..
Daftar isi ………………………………………………………………………………...
Daftar isi ………………………………………………………………………………...
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang ………………………………………………………………….
B. Tujuan
penulisan ………………………………………………………………..
C. Manfaat
penulisan ………………………………………………………………
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Teori
……………………………………………………………………………
B. Asuhan
keperawatan demam berdarah dengue ………………………………...
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
…………………………………………………………………….
B. Saran
…………………………………………………………………………...
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sampai saat ini
telah di ketahui beberapa nyamuk sebagai vector dengue, walaupun Ae.aegypti di
perkirakan sebagai vector utama penyakit dengue hemorrahagic fever (DHF),
pengamatan epidemiologis dan percobaan penularan di laboratorium membuktikan
bahwa Ae.Scuttelaris dan Ae.Polinesiensis yang terdapat di kepulauan pasifik
selatan dapat menjadi vector demam dengue. Di kepulauan Rotuma di daerah Fiji
padawa itu terjadi wabah demam dengue pada tahun 1971 – 1972. Ae.retumae di
laporkan satu-satunya vector yang ditemukan. Di pulauponape, kepulauan caroline
sebelah timur pada tahun 1974 terjadi letupan wabah dengue; virus dengue tipe 1
telah berhasil diisolasi pada stadium akut dari darah penderita dan ternyata
Ae.hakansoni merupakan vektornya. Ae, cooki di duga merupakan vector pada waktu
terjadi pada wabah demam dengue di niue.
Di Indonesia, walaupun vector DHF belum di selidiki secara luas. Ae.Aegypti diperkirakan sebagai vector terpenting di daerah perkotaan, sedangkan Ae.albopictus di daerah pedesaan.
Di Indonesia, walaupun vector DHF belum di selidiki secara luas. Ae.Aegypti diperkirakan sebagai vector terpenting di daerah perkotaan, sedangkan Ae.albopictus di daerah pedesaan.
B.
Tujuan
·
Tujuan Umum
Setelah membac makala atau pembelajaran ini, di harapkan mahasiswa dapat memberikana
asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit DHF (dengue hemorrhagic fever)
·
Tujuan Khusus
-
Agar
mahasiswa dapat mengetahui penyakit “DHF”
pada anak.
-
Agar
mahasiswa dapat mengetahui penyebab penyakit DHF
-
Agar
mahasiswa dapat mengetahui perjalanan penyakit / penyimpangan kdm pada DHF
-
Agar
mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan pada penyakit DHF
-
Agar
mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan kasus DHF
C.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan
serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada anak dengan kasus DHF. Bagi institusi dapat memberikan ilmu
pengetahuan yang lebih luas kepada mahasiswa serta mengajarkan
kepada mahasiswa agar dapat
mempraktikan serta menerapkan asuhan keperawatan pada anak penderita DHF.
BAB
II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
A.
TEORI
1. Pengertian
Demam berdarah
dengue adalah suatu penyakit demam berat yang sering mematiakan, di sebabkan
oleh virus di tandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostatis
(Nelson,2006).
Demam berdarah dengue/DBD
adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis demam,nyeri otot, dan/atau nyeri sendi yang di sertai lekopenia, ruam,
limfadenopati,trombositopeni dan diathesis hemoragik (Aru W.sudoyo, dkk,2006).
Demam berdarah
dengue adalah suatu penyakit yang di
sebabkan oleh virus dengue (albovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti ( Rita yuliana,2006).
2. Etiologi
Demam berdarah
dengue di sebabkan oleh virus dengue, yang termasud dalam genus flavivirus,
keluarga flaviviridae. Flavivirus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam ribonukleat
rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.
Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3, dan DEN-4 yang semuanya dapat
menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotype di
temukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak.terdapat reaksi
saling antara serotype dengue dengan flavivirus lain seperti yellow
fever,Japanese encehphalitis dan west nile virus. Dalam laboratium virus dengue
dapat bereplikasi pada hewan mamalia seperti tikus,kelenci, anjing,
kelelawardan primate. (Aru W.sudoyo,dkk,2006).
3. Epidemiologi
Demam berdarah
dengue tersebar di wilayah asia tenggara, pasifik barat dan karabia. Indonesia
merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air insiden
DBD di Indonesia antara 16 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995):
dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000
pendudukpada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga
mencapai 2% pada tahun 1999. Penularan infeksi virus dengue melalui vector
nyamuk genus Aedes. (terutama A.aegypti dan A.albopictus). peningkatan kasus
setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersediannya tempat
perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak
mandi,kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya,).
1.
Klasifikasi
derajat demam berdarah dengue
a. Derajat
I : demam di sertai 2 atau lebih tanda:sakit
kepala, nyeri retro
orbital,mialgia,artralgia,di tambah uji tourniquet positif.
orbital,mialgia,artralgia,di tambah uji tourniquet positif.
b. Derajat
III : demam di sertai 2 atau lebih tanda
: sakit kepala retro
orbital,mialgia,artralgia, di tambah perdarahan spontan.
orbital,mialgia,artralgia, di tambah perdarahan spontan.
c. Derajat
III : demam di sertai 2 atau lebih
tanda:sakit kepala retro
orbital,mialgia,artralgia, di tambah gangguan sirkulasi
(kulit dingin dan lembab di sertai gelisah)
orbital,mialgia,artralgia, di tambah gangguan sirkulasi
(kulit dingin dan lembab di sertai gelisah)
d. Derajad
IV : demam di sertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri
retro-orbital,mialgia,artralgia, di tambah syok berat di
sertai tekanan darah dan nadi tidak teratur.
retro-orbital,mialgia,artralgia, di tambah syok berat di
sertai tekanan darah dan nadi tidak teratur.
2.
Tanda
dan gejala
a) Demam
tinggi yang mendadak 2-7 hari ( 38 – 40 derajed celcius)
b) Pada
pemeriksaan uji tourniquet tampak adanya bintik-bintik merah menunjukan
perdarahan bawah kulit (ptechie)
c) Adanya
bentuk perdarahan di kelopak mata bagian dalam ( konjungtiva),
mimisan(epitaksis),buang air besar bercampur darah (melena)
d) Terjadi
pembesaran hati (hepatomegali)
e) Tekanan
darah menurun sehingga menyebabkan syok
f) Pada
pemeriksaan laboratorium (darah) hari 3-7 terjadi penurunan trombosit di bawah
100.000/mm3 (trombositopeni), terjadi peningkatan nilai hematokrit di atas 20%
dari nilai normal.
g) Timbulnya
beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu
makan (anoreksia)diare,menggigil,kejang,dan
sakit kepala.
h) Mengalami
perdarahan di gusi
i)
Demam yang di rasakan
penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
j)
Munculnya bintik-bintik
merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
k) Pembekakan
sekitar mata
l)
Tanda-tanda renjatan
(sianosis, kulit lembab dan dingin , gelisah ).
(Nelson,2006).
3. Patofisiologi
Stimulus nyeri
|
Zat pirogen dan
endogen
|
Peningkatan jumlah
leukosit
|
Infeksi firus dengue
|
Merangsang pengeluaran
zat pirogen dan endogen
|
Menstimulasi
prostagglandin
|
Peningkatan suhu
tubuh
|
Hiphotalamus posterior
|
Merangsang medulla
vomiting center
|
anoreksia
|
Mual muntah
|
Perubahan pemenuhan
kebutuhan nutrisi dalam tubuh
|
hiphotalamus
|
nyeri
|
Merangsang pengeluaran zat kimia
(bradikinin,histamine dan prostagglandin
|
Korteks
serebri
|
Nyeri di presepsikan
|
4. Pemeriksaan
penunjang
a) Pemeriksaan
laboratorium
1) Leukosit
: dapat normal atau menurun, mulai hari ke-3 dapat di temui limfositosis
relative (>45% dari total leukosit) di sertai adanya limfosit plasma biru
(LPD) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
2) Trombosit
: umumnya terdapat trombosopenia pada hari ke 3-8
3) Hematokrit
: kebocoran plasma yang di buktikan dengan di temukan peningkatan hematokrit
>20% dari hematokrit awal umunya di mulai hari ke-3 demam.
4) Hemostatis
: di lakukan pemeriksaan PT,APTT<fibrinogen,FDP pada keadaan yang di curigai
terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah
5) Protein/albumin
: dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
6) SGOT/SGPT
(serum alanin aminottansferase) : dapat meningkat Ureum,kreatinin : bila di
dapatkan gangguan fungsi hati.
7) Elektrolit
:sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
b) Pemeriksaan
radiologi
Pada foto dada
di dapatkan efusi pleura,terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi
perembesan plasma hebat,efusi pleura dapat di jumpai pada kedua hemitoraks.
Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (
pasien tidur pada sisi sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula di
deteksi dengan pemeriksaan USG ( Aru W.sudoyo., dkk,2006 ).
5. Penatalaksanaan
Terapi bersifat
seportif tergantung dari keadaan klinik laboratorium dengur :
1) Penatalaksanaan
DHF tanpa syok
a. Penderita
perlu minum banyak satu setengah sampai dua liter dalam 24 jam
b. Hiperpireksia
(suhu 40 derajad atau lebih ) di atas dengan anti piretik golongan asataminofen
c. Kejang
yang mungkin timbul di berantas dengan anti konvulsan
d. Obserfasi
teliti tanda-tanda dini syok
e. Indikasi
pemberian IFUD pada penderita DHF tanpa syok.
2) Penataklasanaan
DSS terdiri atas
a. Penggantian
cairan
Merupakan dasar
pengobatan,kecepatan tetesan selanjutnya dapat di tentukan oleh hasil pengawasan
HB dan HT yang di periksa secara periodic pada kasus berat.
b. Pengobatan
-
Anti biotika di berikan
indikasi/komplikasi infeksi bacterial
-
Zat anti viral menurut
‘’ the two infection hipotesis infeksi sekunder atau berulang dengan virus
dengue berlainan dapat menimbulkan DSS.
c. Perawatan
-
Evaluasi klinik :
setiap 15-30 menitnatau bila perlu lebih sering sampai syok teratasi.
-
Memeriksa kadar HT/HB
secara periodic setiap 4-6 jam sampai nilai menetap
-
Pemberian cairan, jenis
jumlahnya, frekuensi dan jumlah urine sebanyak di catat.
3) Pencegahan
-
Untuk mengontrol
penyakit ini di perlukan suatu program kesehatan masyarakat yang baik.
-
Aedes bertelur di
genangan air di rumah tempat berkembang biak , inilah yang harus di hilangkan.
B. ASKEP
DEMAM BERDARAH DENGUE
A.
Pengkajian
Suatu proses keperawatan yang di
gunakan klien untuk memperoleh data yang di perlukan dengan melekukan anamneses
kepada klien dengan menyakan
keluhan utama yang merupakan keluhan yang di rasakan pasien sehingga menjadi alasan pasien di bawa ke rumah sakit,
keluhan utama yang merupakan keluhan yang di rasakan pasien sehingga menjadi alasan pasien di bawa ke rumah sakit,
riwayat
keluhan utama yang
merupakan kronologis dari penyakit yang di derita saat ini mulai awal hingga di
bawah ke rumah sakit secara lengkap meliputi :
·
P
: provocative or palliative
Apa
penyebab timbulnya keluhan atau gejala…?
Hal
apa yang memperberat dan mengurangi keluhan…?
Apa
yang di lakukan pada saat gejala mulai di rasakan…..?
·
Q
: quality or quantity
Bagaimana
gambaran sifat keluhan yang di rasakan, di lihat, di dengar
·
R
: Region or Radiation
Di
mana lokasi atau area yang di keluhkan.
· S
: severity or scale
Berapa skala keluhan (ringan, sedang, dan berat)
·
T
: Timing and Treatment
Kapan
keluhan mulai di rasakan….?
Apakah
keluhan terjadi mendadak atau betahap…?
Seberapa
lama keluhan berlangsung ketika kambuh….?
1.
Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis
yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa (Effendy, 1995).
2.
Keluhan
Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala,
lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.
3.
Riwayat
penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya
sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah,
panas, mual, dan nafsu makan menurun.
4.
Riwayat
penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita
secara specific.
5.
Riwayat
penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada
anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah
penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
6.
Riwayat
Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih,
banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum
burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
7.
Pengkajian
Per Sistem
1.
Sistem
Pernapasan yaitu Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis,pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2.
Sistem Persyarafan yaitu Pada grade III pasien
gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS
3.
Sistem
Cardiovaskuler yaitu Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet
positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi
cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada
grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
4.
Sistem
Pencernaan yaitu Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada
epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu
makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
5.
Sistem
perkemihan yaitu Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
6.
Sistem Integumen. Yaitu Terjadi peningkatan
suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet,
terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
B.
Diagnosa
Keperawatan
1. Hipertermie berhubungan dengan adanya proses inflamasi.
2.
Nyeri berhubungan dengan adanya infeksi virus dengue
3.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan anoreksia
.
C.
Rencana
Asuhan Keperawatan.
Dx 1 : Hipertermie berhubungan
dengan proses infeksi virus dengue
·
Tujuan
: Suhu tubuh normal
·
Kriteria
: Suhu tubuh antara 36 – 37, Nyeri otot hilang
·
Intervensi
:
1. Kaji suhu tubuh pasien
Rasional
: mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi
2.
Beri penjelasan pada klien atau
keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan
menganjurkan klien atau keluarga untuk kooperatif.
Rasional
: Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di Rumah
Sakit.
3. Beri kompres air hangat
Rasional : mengurangi panas dengan pemindahan panas secara
konduksi. Air
hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa
menyebabkan hipotermi atau menggigil.
hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa
menyebabkan hipotermi atau menggigil.
4. Berikan/anjurkan pasien untuk banyak
minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)
Rasional
: Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
5. Anjurkan pasien untuk menggunakan
pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Rasional
: Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap
keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
6. Observasi intake dan output, sesuai
indikasi
Rasional
: Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh.
cairan dan elektrolit dalam tubuh.
7. Pantau/ observasi TTV (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam
Rasional : untuk mengetahui perubahan TTV klien tiap 3
jam
8. Beri penjelasan tentang penyebab
demam atau peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Penjelasan tentang
kondisi yang dialami klien dapat membantu klien atau keluarga mengurangi
kecemasan yang timbul.
9. Kolaborasi : pemberian cairan
intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional
: Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang
tinggi. Obat khususnya untuk
menurunkan panas tubuh pasien.
Dx 2. Nyeri berhubungan dengan adanya infeksi
virus dengue
• Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan
nyeri klien berkurang, TTV kembali normal.
• Intervensi
1. Kaji tingkat dan karakteristik nyeri.
Rasional: Sebagai dasar untuk menetapkan metode intervensi yang
sesuai.
2. Berikan
posisi yang nyaman, lingkungan yang tenang dan alihkan perhatian pasien dari
rasa nyeri.
Rasional: Posisi yang tepat dan lingkungan yang tenang, dapat
mengurangi stressor nyeri.
3.
Anjurkan klien untuk membaca
buku, mendengar musik, monitor TV (mengalihkan perhatian).
Rasional : Dengan melakukan
aktivitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang
dialami.
4. Ajarkan teknik napas dalam, relaksasi dilakukan saat
nyeri muncul.
Rasional: Meningkatkan
konsumsi O2 dapat mengurangi nyeri.
5. Berikan
kesempatan pasien berinteraksi dengan keluarga atau teman.
Rasional: Keluarga dapat memberikan support yang dapat membuat
pasien tenang.
6. Keluarga dapat memberikan support yang dapat membuat
pasien tenang.
Rasional: Mengurangi
nyeri.
7.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat-obatan analgetik.
Rasional : Obat-obatan analgetik dapat membantu atau mengurangi nyeri klien
perlu adanya kolaborasi dengan dokter karena pemberian obat merupakan wewenang
dokter.
Dx 3 . Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi yang
tidak adekuat
·
Tujuan : kebutuhan
nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan,
·
Kriteria: Klien
mengalami peningkatan selera makan dan mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan,Mual, muntah hilang Berat badan dalam batas
normal
·
Rencana tindakan :
1.
Kaji keluhan mual, sakit menelan
dan muntah yang dialami klien.
Rasional : Untuk menetapkan cara
mengatasinya.
2.
Kaji cara atau
bagaimana makanan dihidangkan.
Rasional : Cara menghidangkan
makanan dapat mempengaruhi nafsu makan klien.
3.
Beri makanan yang mudah ditelan
seperti bubur tim dan dihidangkan saat masih hangat.
Rasional : Membantu mengurangi
kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.
4.
Beri makanan dalam porsi kecil
dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari
distensi lambung sehingga dapat mencegah merangsang mual dan muntah.
5.
Jelaskan manfaat makanan atau
nutrisi bagi klien terutama saat klien sakit
Rasional : Meningkatkan
pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
6.
Beri umpan balik positif saat
klien mau berusaha menghabiskan makanan.
Rasional : Memotivasi dan meningkatkan semangat klien.
7.
Catat jumlah atau porsi makanan
yang dihabiskan oleh klien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.
8.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian nutrisi parenteral.
Rasional : Nutrisi parenteral
sangat bermanfaat atau dibutuhkan klien karena terutama jika intake peroral
sangat kurang, jenis dan jumlah pemberian nutrisi parenteral merupakan wewenang
dokter.
9.
Berikan
obat-obatan antasida (anti emetik) membantu mengurangi rasa mual dan muntah.
Dengan pemberian obat tersebut diharapkan untuk nutrisi klien meningkat.
Rasional : antiemetik untuk mengatasi mual dan
muntah, vitamin untuk meningkatkan selera makan dan daya tahan tubuh pasien
10.
Ukur berat badan klien setiap
hari (bila mungkin)
Rasional : Untuk mengetahui status gizi klien.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami membahas materi tersebut kami sebagai
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
·
penyakit demam berdarah atau degue hemoragic fever
(DHF) ialah penyakit yang di sebabkan oleh virus degue yang di tularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus kedua jenis nyamuk ini
terdapat hamper seluruh pelosok
Indonesia kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 100 meter di permukaan
laut, penyakit ini umumnya menyerang wilayah yang padat penduduknya. Sampai
saat ini mekanisme, respon imun pada inveksi virus dengue masih belum jelas
begitu pula factor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah dengue
antar lain factor host yaitu kerentanan (suscep tibility), respon imin dan
perilaku (kondisi geografi dan demografi) serta factor agen virus
dengue.(Nelson,2006)
·
diagnose keperawtan
yang muncul saat pengkajian adalah hipertermi b/d adanya inflamasi, gangguan
pemenuhan kebutuhan kurang dari kebutuhan tubuh dan nyeri
·
asuhan keperawatan di berikan meliputi :
pengkajian (IdentitasDHF merupakan penyakit
daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa
(Effendy, 1995).Keluhan Utama Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri
ulu hati, mual dan nafsu makan menurun. Riwayat penyakit sekarang Riwayat
kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,
sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.Riwayat
penyakit terdahuluTidak ada penyakit yang diderita secara specific. ),
intervensi, implementasi dan evaluasi.
B. SARAN
Dalam pembahasan
tersebut di atas telah di bahas bagaimana penyakit demam berdarah timbul mulai
dari gejala klinis sampai masuk rumah sakit dan di lakukan tindakan keperawatan
secara komprensif.
Sebagai tenaga
kesehatan perlu memberikan HE ( healt Educasion ) kepada pasien untuk menjaga
pola hidup sehat dan mencegah kesehatan lingkungan sehingga dapat terhindar
dari berbagai macam penyakit,
DAFTAR
PUSTAKA
·
Elisabrth j. corwin. 2009, buku saku
patofisiologi. Buku kedokteran: Jakarta
·
Arif mansjoer, dkk. 2000, kapita
selekta kedokteran.media Aesculapius : jakarta
·
Aru W.sudoyo, dkk,2006. Ilmu penyakit
dalam.
·
Doenges. 2000. Rencana asuhan
keperawatan.