Selasa, 08 Januari 2013

Askep DBD or DHF



KELOMPOK VIII
1.    IDA BAGUS MADE BP
2.   NURHALIFA
3.    SRIHARIANI
4.   ENDANG SANDRIANA

              
                      





AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN DONGGALA
TAHUN AJARAN 2010/2011
KATA PENGANTAR


            Dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT yang maha kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga asuhan keperawatan ini dapat di selesaikan dengan segala keterbatasan
            Berdarkan kebutuhan yang sangat mendesak dari berbagai pihak, maka dalam rangka pemenuhan kebutuhan, kami telah berusaha untuk menyajikan dalam bentuk sederhana untuk di gunakan dalam lingkungan sendiri guna memenuhi kewajiban kami sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas ini.
            Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
namun dengan keterbatasan ini semoga pemikiran ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
            Akhirnya dengan tulus hati kami mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian askep seminar ini. Kami akan sangat menghargai dan berterimah kasih apabila berkenan memberikan kritik atau tanggapan yang berguna bagi penyempurnaan yang lebih lanjut.



 
                                                                                                                                                                                                  25 may 2012


                                                                                                                                   Penulis






DAFTAR ISI


Kata pengantar …………………………………………………………………………..
Daftar isi ………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang  ………………………………………………………………….
B.     Tujuan penulisan ………………………………………………………………..
C.     Manfaat penulisan ………………………………………………………………
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Teori  ……………………………………………………………………………
B.     Asuhan keperawatan demam berdarah dengue ………………………………...

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………………………….
B.     Saran …………………………………………………………………………...
Daftar pustaka










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sampai saat ini telah di ketahui beberapa nyamuk sebagai vector dengue, walaupun Ae.aegypti di perkirakan sebagai vector utama penyakit dengue hemorrahagic fever (DHF), pengamatan epidemiologis dan percobaan penularan di laboratorium membuktikan bahwa Ae.Scuttelaris dan Ae.Polinesiensis yang terdapat di kepulauan pasifik selatan dapat menjadi vector demam dengue. Di kepulauan Rotuma di daerah Fiji padawa itu terjadi wabah demam dengue pada tahun 1971 – 1972. Ae.retumae di laporkan satu-satunya vector yang ditemukan. Di pulauponape, kepulauan caroline sebelah timur pada tahun 1974 terjadi letupan wabah dengue; virus dengue tipe 1 telah berhasil diisolasi pada stadium akut dari darah penderita dan ternyata Ae.hakansoni merupakan vektornya. Ae, cooki di duga merupakan vector pada waktu terjadi pada wabah demam dengue di niue.
Di Indonesia, walaupun vector DHF belum di selidiki secara luas. Ae.Aegypti diperkirakan sebagai vector terpenting di daerah perkotaan, sedangkan
Ae.albopictus di daerah pedesaan.

B.     Tujuan
·         Tujuan Umum
Setelah membac makala atau pembelajaran  ini, di harapkan mahasiswa dapat memberikana asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit DHF (dengue hemorrhagic fever)
·         Tujuan Khusus
-          Agar mahasiswa dapat mengetahui penyakit “DHF” pada anak.
-          Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab penyakit DHF
-          Agar mahasiswa dapat mengetahui perjalanan penyakit / penyimpangan kdm pada DHF
-          Agar mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan pada penyakit DHF
-          Agar mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan kasus DHF

C.    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada anak dengan kasus DHF.  Bagi institusi dapat memberikan ilmu pengetahuan yang lebih luas kepada mahasiswa serta mengajarkan kepada  mahasiswa agar dapat mempraktikan serta menerapkan asuhan keperawatan  pada anak penderita DHF.



BAB II
 LANDASAN TEORI


A.    TEORI

1.      Pengertian
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit demam berat yang sering mematiakan, di sebabkan oleh virus di tandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostatis (Nelson,2006).

Demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,nyeri otot, dan/atau nyeri sendi yang di sertai lekopenia, ruam, limfadenopati,trombositopeni dan diathesis hemoragik (Aru W.sudoyo, dkk,2006).

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit  yang di sebabkan oleh virus dengue (albovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti ( Rita yuliana,2006).

2.      Etiologi

Demam berdarah dengue di sebabkan oleh virus dengue, yang termasud dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.


Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1,DEN-2,DEN-3, dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotype di temukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak.terdapat reaksi saling antara serotype dengue dengan flavivirus lain seperti yellow fever,Japanese encehphalitis dan west nile virus. Dalam laboratium virus dengue dapat bereplikasi pada hewan mamalia seperti tikus,kelenci, anjing, kelelawardan primate. (Aru W.sudoyo,dkk,2006).








3.      Epidemiologi

Demam berdarah dengue tersebar di wilayah asia tenggara, pasifik barat dan karabia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air insiden DBD di Indonesia antara 16 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995): dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 pendudukpada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada tahun 1999. Penularan infeksi virus dengue melalui vector nyamuk genus Aedes. (terutama A.aegypti dan A.albopictus). peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersediannya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi,kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya,).

1.      Klasifikasi derajat demam berdarah dengue

a.       Derajat I     :  demam di sertai 2 atau lebih tanda:sakit kepala, nyeri retro 
                           orbital,mialgia,artralgia,di tambah uji tourniquet positif.
b.      Derajat III :  demam di sertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala retro 
                           orbital,mialgia,artralgia, di tambah perdarahan spontan.
c.       Derajat III :  demam di sertai 2 atau lebih tanda:sakit kepala retro
                              orbital,mialgia,artralgia, di tambah gangguan sirkulasi
                            (kulit dingin dan lembab di sertai gelisah)
d.      Derajad IV : demam di sertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala, nyeri
                               retro-orbital,mialgia,artralgia, di tambah syok berat di
                             sertai tekanan darah dan nadi tidak teratur.



2.      Tanda dan gejala

a)      Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari ( 38 – 40 derajed celcius)
b)      Pada pemeriksaan uji tourniquet tampak adanya bintik-bintik merah menunjukan perdarahan bawah kulit (ptechie)
c)      Adanya bentuk perdarahan di kelopak mata bagian dalam ( konjungtiva), mimisan(epitaksis),buang air besar bercampur darah (melena)
d)     Terjadi pembesaran hati (hepatomegali)
e)      Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok

f)       Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari 3-7 terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000/mm3 (trombositopeni), terjadi peningkatan nilai hematokrit di atas 20% dari nilai normal.
g)      Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan  (anoreksia)diare,menggigil,kejang,dan sakit kepala.
h)      Mengalami perdarahan di gusi
i)        Demam yang di rasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
j)        Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
k)      Pembekakan sekitar mata
l)        Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin , gelisah ).
(Nelson,2006).


3.      Patofisiologi


Stimulus nyeri
Zat pirogen dan endogen
Peningkatan jumlah leukosit
Infeksi firus dengue
Merangsang pengeluaran zat pirogen dan endogen
Menstimulasi prostagglandin
Peningkatan suhu tubuh
Hiphotalamus posterior
Merangsang medulla vomiting center
anoreksia
Mual muntah
Perubahan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam tubuh
hiphotalamus
nyeri
Merangsang pengeluaran zat kimia (bradikinin,histamine dan prostagglandin
Korteks serebri
Nyeri di presepsikan
 

 



4.      Pemeriksaan penunjang

a)      Pemeriksaan laboratorium
1)      Leukosit : dapat normal atau menurun, mulai hari ke-3 dapat di temui limfositosis relative (>45% dari total leukosit) di sertai adanya limfosit plasma biru (LPD) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
2)      Trombosit : umumnya terdapat trombosopenia pada hari ke 3-8
3)      Hematokrit : kebocoran plasma yang di buktikan dengan di temukan peningkatan hematokrit >20% dari hematokrit awal umunya di mulai hari ke-3 demam.
4)      Hemostatis : di lakukan pemeriksaan PT,APTT<fibrinogen,FDP pada keadaan yang di curigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah
5)      Protein/albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
6)      SGOT/SGPT (serum alanin aminottansferase) : dapat meningkat Ureum,kreatinin : bila di dapatkan gangguan fungsi hati.
7)      Elektrolit :sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.

b)      Pemeriksaan radiologi
Pada foto dada di dapatkan efusi pleura,terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat,efusi pleura dapat di jumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan ( pasien tidur pada sisi sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula di deteksi dengan pemeriksaan USG ( Aru W.sudoyo., dkk,2006 ).

5.      Penatalaksanaan
Terapi bersifat seportif tergantung dari keadaan klinik laboratorium dengur :

1)      Penatalaksanaan DHF tanpa syok
a.       Penderita perlu minum banyak satu setengah sampai dua liter dalam 24 jam
b.      Hiperpireksia (suhu 40 derajad atau lebih ) di atas dengan anti piretik golongan asataminofen
c.       Kejang yang mungkin timbul di berantas dengan anti konvulsan
d.      Obserfasi teliti tanda-tanda dini syok
e.       Indikasi pemberian IFUD pada penderita DHF tanpa syok.



2)      Penataklasanaan DSS terdiri atas
a.       Penggantian cairan
Merupakan dasar pengobatan,kecepatan tetesan selanjutnya dapat di tentukan oleh hasil pengawasan HB dan HT yang di periksa secara periodic pada kasus berat.
b.      Pengobatan
-          Anti biotika di berikan indikasi/komplikasi infeksi bacterial
-          Zat anti viral menurut ‘’ the two infection hipotesis infeksi sekunder atau berulang dengan virus dengue berlainan dapat menimbulkan DSS.
c.       Perawatan
-          Evaluasi klinik : setiap 15-30 menitnatau bila perlu lebih sering sampai syok teratasi.
-          Memeriksa kadar HT/HB secara periodic setiap 4-6 jam sampai nilai menetap
-          Pemberian cairan, jenis jumlahnya, frekuensi dan jumlah urine sebanyak di catat.
3)      Pencegahan
-          Untuk mengontrol penyakit ini di perlukan suatu program kesehatan masyarakat yang baik.
-          Aedes bertelur di genangan air di rumah tempat berkembang biak , inilah yang harus di hilangkan.


 

B.     ASKEP DEMAM BERDARAH DENGUE

A.    Pengkajian
Suatu proses keperawatan yang di gunakan klien untuk memperoleh data yang di perlukan dengan melekukan anamneses kepada  klien dengan  menyakan
keluhan utama  yang merupakan keluhan yang di rasakan pasien sehingga menjadi alasan pasien di bawa ke rumah sakit,
riwayat keluhan utama yang merupakan kronologis dari penyakit yang di derita saat ini mulai awal hingga di bawah ke rumah sakit secara lengkap meliputi :

·         P : provocative or palliative
Apa penyebab timbulnya keluhan atau gejala…?
Hal apa yang memperberat dan mengurangi keluhan…?
Apa yang di lakukan pada saat gejala mulai di rasakan…..?
·         Q : quality or quantity
Bagaimana gambaran sifat keluhan yang di rasakan, di lihat, di dengar
·         R : Region or Radiation
Di mana lokasi atau area yang di keluhkan.
·      S   : severity or scale
              Berapa skala keluhan (ringan, sedang, dan berat)
·         T : Timing  and Treatment
Kapan keluhan mulai di rasakan….?
Apakah keluhan terjadi mendadak atau betahap…?
Seberapa lama keluhan berlangsung ketika kambuh….?

1.      Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa (Effendy, 1995).

2.      Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.

3.      Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

4.      Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specific.

5.      Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.





6.      Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.


7.      Pengkajian Per Sistem

1.        Sistem Pernapasan yaitu Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis,pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2.         Sistem Persyarafan yaitu Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS
3.        Sistem Cardiovaskuler yaitu Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
4.        Sistem Pencernaan yaitu Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.
5.        Sistem perkemihan yaitu Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
6.         Sistem Integumen. Yaitu Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Hipertermie berhubungan dengan adanya proses inflamasi.
2.      Nyeri berhubungan dengan adanya infeksi virus dengue
3.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
.

















C.     Rencana Asuhan Keperawatan.

Dx 1 : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

·         Tujuan : Suhu tubuh normal
·         Kriteria : Suhu tubuh antara 36 – 37, Nyeri otot hilang

·         Intervensi :

1.      Kaji suhu tubuh pasien
Rasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan intervensi
2.      Beri penjelasan pada klien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien atau keluarga untuk kooperatif.
Rasional : Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di Rumah Sakit.
3.      Beri kompres air hangat
Rasional : mengurangi panas dengan pemindahan panas secara konduksi. Air
            
     hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa
                  menyebabkan hipotermi atau menggigil.
4.      Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi)
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
5.      Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap
                 keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
6.      Observasi intake dan output, sesuai indikasi
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan
                  cairan dan elektrolit dalam tubuh.
7.      Pantau/ observasi TTV (suhu, nadi, tekanan darah) tiap 3 jam
Rasional : untuk mengetahui perubahan TTV klien tiap 3 jam
8.       Beri penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Penjelasan tentang kondisi yang dialami klien dapat membantu klien atau keluarga mengurangi kecemasan yang timbul.
9.      Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang
                 tinggi. Obat khususnya untuk menurunkan panas tubuh pasien.









Dx 2. Nyeri berhubungan dengan adanya infeksi virus dengue
      Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapakan nyeri klien berkurang, TTV kembali normal.
      Intervensi
1.      Kaji tingkat dan karakteristik nyeri.
Rasional: Sebagai dasar untuk menetapkan metode intervensi yang sesuai.
2.      Berikan posisi yang nyaman, lingkungan yang tenang dan alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.
Rasional: Posisi yang tepat dan lingkungan yang tenang, dapat mengurangi stressor nyeri.
3.      Anjurkan klien untuk membaca buku, mendengar musik, monitor TV (mengalihkan perhatian).
Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
4.      Ajarkan teknik napas dalam, relaksasi dilakukan saat nyeri muncul.
Rasional: Meningkatkan konsumsi O2 dapat mengurangi nyeri.
5.      Berikan kesempatan pasien berinteraksi dengan keluarga atau teman.
Rasional: Keluarga dapat memberikan support yang dapat membuat pasien tenang.
6.      Keluarga dapat memberikan support yang dapat membuat pasien tenang.
Rasional: Mengurangi nyeri.
7.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan analgetik.
Rasional : Obat-obatan analgetik dapat membantu atau mengurangi nyeri klien perlu adanya kolaborasi dengan dokter karena pemberian obat merupakan wewenang dokter.




Dx  3 .    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat
·         Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan,
·         Kriteria: Klien mengalami peningkatan selera makan dan mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang disediakan,Mual, muntah hilang Berat badan dalam batas normal

·         Rencana tindakan :
1.      Kaji keluhan mual, sakit menelan dan muntah yang dialami klien.
Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.
2.       Kaji cara atau bagaimana makanan dihidangkan.
Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan klien.
3.      Beri makanan yang mudah ditelan seperti bubur tim dan dihidangkan saat masih hangat.
Rasional : Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.
4.      Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari distensi lambung sehingga dapat mencegah merangsang mual dan muntah.


5.      Jelaskan manfaat makanan atau nutrisi bagi klien terutama saat klien sakit
Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
6.      Beri umpan balik positif saat klien mau berusaha menghabiskan makanan.
Rasional : Memotivasi dan meningkatkan semangat klien.
7.      Catat jumlah atau porsi makanan yang dihabiskan oleh klien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.
8.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian nutrisi parenteral.
Rasional : Nutrisi parenteral sangat bermanfaat atau dibutuhkan klien karena terutama jika intake peroral sangat kurang, jenis dan jumlah pemberian    nutrisi parenteral merupakan wewenang dokter.
9.       Berikan obat-obatan antasida (anti emetik) membantu mengurangi rasa mual dan muntah. Dengan pemberian obat tersebut diharapkan untuk nutrisi klien meningkat.
Rasionalantiemetik untuk mengatasi mual dan muntah, vitamin untuk meningkatkan selera makan dan daya tahan tubuh pasien 
10.  Ukur berat badan klien setiap hari (bila mungkin)
Rasional : Untuk mengetahui status gizi klien.









BAB III
 PENUTUP


A.    Kesimpulan
Setelah kami membahas materi tersebut kami sebagai penulis dapat menyimpulkan bahwa:
·         penyakit  demam berdarah atau degue hemoragic fever (DHF) ialah penyakit yang di sebabkan oleh virus degue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus kedua jenis nyamuk ini terdapat  hamper seluruh pelosok Indonesia kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 100 meter di permukaan laut, penyakit ini umumnya menyerang wilayah yang padat penduduknya. Sampai saat ini mekanisme, respon imun pada inveksi virus dengue masih belum jelas begitu pula factor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah dengue antar lain factor host yaitu kerentanan (suscep tibility), respon imin dan perilaku (kondisi geografi dan demografi) serta factor agen virus dengue.(Nelson,2006)
·         diagnose keperawtan yang muncul saat pengkajian adalah hipertermi b/d adanya inflamasi, gangguan pemenuhan kebutuhan kurang dari kebutuhan tubuh dan nyeri
·         asuhan keperawatan di berikan meliputi : pengkajian (IdentitasDHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa (Effendy, 1995).Keluhan Utama Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.Riwayat penyakit terdahuluTidak ada penyakit yang diderita secara specific. ), intervensi, implementasi dan evaluasi.

B.     SARAN
Dalam pembahasan tersebut di atas telah di bahas bagaimana penyakit demam berdarah timbul mulai dari gejala klinis sampai masuk rumah sakit dan di lakukan tindakan keperawatan secara komprensif.
Sebagai tenaga kesehatan perlu memberikan HE ( healt Educasion ) kepada pasien untuk menjaga pola hidup sehat dan mencegah kesehatan lingkungan sehingga dapat terhindar dari berbagai macam penyakit,







DAFTAR PUSTAKA

·         Elisabrth j. corwin. 2009, buku saku patofisiologi. Buku kedokteran: Jakarta
·         Arif mansjoer, dkk. 2000, kapita selekta kedokteran.media Aesculapius : jakarta
·         Aru W.sudoyo, dkk,2006. Ilmu penyakit dalam.
·         Doenges. 2000. Rencana asuhan keperawatan.
·         http//. www.geogle ( penyakit demam berdarah ). com