Rabu, 07 Maret 2012

tugas promkes


Topik              :  penanggulangan pada penyakit flu burung
Sasaran          :  kelompok masyarakat
Hari/ tanggal :  jum’at 20 Januari 2012
Tempat           : balai desa tedung sari

A.      Tujuan intruksional umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang penanggulangan pada penyakit flu burung (H5N1) dalam waktu kurang lebih 30 menit di harapkan masyarakat tedung sari baik memiliki hewan peliharaan unggas maupun yang tidak memiliki peliharaan unggas dapat memahami dan mau melakukan pemberantasan pada unggas yang telah terjangkit flu burung.
B.      Materi pembahasan
1.         Pengertian flu  burung
2.         Penyebab dan tingkat keganasan
3.         Jenis-jenis unggas yang terjangkit dan induk semang alami
4.         Bagaimana Flu Burung dapat menjangkiti hewan?
5.          Masa Inkubasi
6.          Tanda-tanda klinis
7.          Patologi
8.          Diagnosa Laboratorium
9.          Tindakan untuk mencegah penularan flu burung


C.      Alokasi waktu
Waktu yang diperlukan dalam memberikan penyuluhan kurang lebih 30 menit
D.      Strategi
1.          Penjelasan mengenai flu burung
2.          Tanya jawab dengan  masyarakat
3.          Diskusi




E.       Proses belajar mengajar
No.
Tahap
Wkt
Kegiatan pengajar
Kegiatan peserta
1.
Pembukaan
5’
1.       Perkenalan
2.       Menghubungkan pengetahuan peserta penyuluhan dengan  otpik yang akan disampaikan melalui review tentang penanggulang pada penyakit flu burung
Memperhatikan dan menanggapi tentang review yang dibawakan
2.
Pengembangan
20’
1.       Menjelaskan tentang:
2.       Memberi kesempatan peserta penyuluhan untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas, agar peserta tidak kebingungan dengan mateeri yang dibawakan.
3.       Menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh peserta penyuluhan

Dalam melakukan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mendengarkan dan memperhatikan materi yang dibawakan oleh penyuluh materi.


Menanyakan tentang hal-hal yang tidak dimengerti.
3.
Penutup
5’
1.       Menyimpulkan materi yang telah dberikan.
2.       Melakukan evaluasi hasil penyuluhan.
3.       Memberi salm penutup.
Memperhatikan dan mencatat jawaban dari pertanyaan yanng telah diajukan.

F.       Kriteria evaluasi
Evsluasi hasil
·         Masyarakat mengetahui tantang apa yang dimaksud dengan flu burung dan juga tahu bagaimana cara pemberantasannya
G.      Pengorganisasian
Pembicara : kelompok 1
Observer : pembibing akademik










Lampiran materi:

Penanggulangan Pada Penyakit Flu Burung


A.      Pengertian flu burung
1.      Flu Burung merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat membunuh seluruh ternak unggas di areal usaha peternakan
2.      Flu Burung merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyebar dengan cepat ke areal
3.      Peternakan lain dan di seluruh tanah air Flu Burung berbahaya karena banyak jenis Flu Burung dapat menyebabkan manusia sakit dan meninggal.

B.      Penyebab dan tingkat keganasan:
Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat muncul dalam beberapa bentuk yang berbeda:
o Tanda-tanda klinis yang umum dan parah = Highly Pathogenic (HPAI)
o Tanda-tanda klinis pada pernafasan dan ringan = Low Pathogenic (LPAI)
o Tidak ada tanda-tanda klinis.

C.      Jenis-jenis unggas yang terjangkit dan induk semang alami:
o Ayam, itik, angsa, ayam kalkun, ayam mutiara, burung puyuh, burung kuau, burung merpati, “burung penyanyi” dan banyak burung liar lainnya dapat dijangkiti oleh virus-virus ini. Bergantung kepada virus atau induk semangnya, ternak-ternak unggas tersebut akan atau tidak akan memperlihatkan tanda-tanda klinis.

D.     Bagaiman Flu Burung dapat menjangkiti hewan?
Virus dapat masuk ke areal peternakan unggas melalui beberapa cara:
o   Membeli atau menghadiahkan satu atau lebih unggas peliharaan meskipun dalam kondisi tidak sakit.
o   Manusia (anggota keluarga atau sanak famili, staf, “paramedik veteriner”, pedagang perantara, pengantar pakan ternak, dll. yang datang ke areal peternakan setelah berada di areal peternakan lain, di pasar ternak unggas, di rumah potong hewan, di laboratorium, dan tempat lain yang terkontaminasi/terinfeksi virus. Mereka dapat membawa virus tersebut di pakaian, sepatu, boot, kendaraan bermotor (misalnya pada roda sepeda motor), pada rak telur dll.
o   Membeli atau menghadiahkan hewan lain [misalnya, babi] yang berasal dari areal peternakan unggas yang terinfeksi virus.
o   Anjing-anjing yang membawa burung-burung yang mati dari areal peternakan yang terinfeksi.
o   Burung-burung liar selama mereka migrasi dari tempat satu ke tempat lainnya. Mereka bisa mengkontaminasi peternakan melalui kontak langsung dengan burung-burung peliharaan atau melalui kotoran yang terinfeksi dan jatuh di tanah atau di kolam.
o   Itik yang datang dari dan pergi ke sawah.
o   Unggas peliharaan yang harus mencari makanannya sendiri di luar peternakan.
o   Kontak dengan air kolam.
o   Kontak dengan pupuk kandang yang terinfeksi.
E.      Masa Inkubasi:
o   Biasanya masa inkubasi berlangsung 2 sampai 5 hari dari sejak terkontaminasi oleh virus dan saat munculnya tanda-tanda klinis

F.       Tanda-tanda klinis:
·        Tanda-tanda klinis sangat bervariasi, dan dipengaruhi oleh faktor lain seperti jenis virus yang menginfeksinya, jenis unggas yang terinfeksi, umur unggas, penyakit-penyakit lain yang ada pada saat itu, dan lingkungannya.
·        Penyakit-penyakit muncul tiba-tiba pada sekelompok ternak, dan banyak unggas yang mati:
Ø  Bisa dengan sangat cepat tanpa menunjukkan tanda-tanda sakit.
Ø  Atau dengan hanya menunjukkan sedikit depresi, tidak nafsu makan, bulu rontok dan suhu badan tinggi.
·        Unggas lainnya menunjukkan kondisi yang lemah dan jalannya sempoyongan. Unggas yang sakit seringkali duduk atau berdiri dalam keadaan setengah tidur atau mengantuk dengan kepala menyentuh tanah.
·        Beberapa hewan, khususnya unggas yang masih muda memperlihatkan tanda-tanda sakit pada syaraf.
·        Ayam betina yang mulai bertelur, cangkang telurnya tipis, dan kemudian segera berhenti bertelur.
·        Jengger dan pial berwarna merah kehitaman sampai biru dan bengkak, dan dapat juga disertai pendarahan yang kental diujung-ujungnya.
·        Diare banyak dan seringkali muncul, dan unggas merasa haus luar biasa.
·        Nafas cepat dan sulit.
·        Pendarahan bisa terjadi pada daerah kulit yang tidak ditumbuhi bulu, khususnya tulang kering pada kaki.
·        Laju kematian bervariasi, dari 50% sampai 100%: sedikitnya setengah dari ternak unggas mati.
·        Pada ayam kalkun, penyakitnya mirip dengan yang menyerang pada ayam petelur, tetapi berlangsung 2 atau 3 hari lebih lama. Kadang-kadang kelopak mata dan rongga hidung bengkak.
·        Pada itik dan angsa peliharaan, tanda-tanda depresi, sedikit makan dan diare yang terjadi, mirip dengan yang terjadi pada ayam petelur, walaupun seringkali dikaitkan dengan pembengkakan sinus/rongga hidung.
·        Itik yang terinfeksi Flu Burung dan mengeluarkan kotoran yang mengandung virus bisa tidak menunjukkan tanda-tanda klinis atau luka.










G.      Patologi:
·        Pada unggas yang mati dengan sangat cepat akibat dari penyakit ini, hanya sedikit luka saja dapat terlihat:
Ø  Dehidrasi, penyumbatan organ-organ dalam dan otot.
·        Pada unggas yang tidak mati secara cepat:
Ø  Pendarahan pada seluruh tubuh, khususnya di pangkal tenggorokan, trakea dan disekitar hati, dll.

·        Keluarnya cairan di bawah kulit yang sangat banyak, khususnya disekitar kepala dan lutut kaki.
·         Karkas bisa mengalami dehidrasi.
·         Bintil-bintil berwarna kuning atau abu-abu dapat muncul di limpa, hati, ginjal dan paru-paru.
·         Kantong udara dapat berisi cairan kental.
·         Limpa dapat membesar, berwarna gelap dan mengalami pendarahan.

H.     Diagnosa Laboratorium:
Flu burung sulit dibedakan dari penyakit lainnya tanpa tes laboratorium, tetapi para Paramedik Veteriner tidak boleh menunggu hasil dari laboratorium untuk melakukan beberapa tindakan pengendalian [dijelaskan lebih lanjut pada Buku Petunjuk ini]. Tehnik mengumpulkan spesimen tidak dijelaskan di dalam Buku Petunjuk ini. Hanya para dokter hewan yang pernah mendapat pelatihan yang memadai mengenai tehnik pengambilan spesimen yang bisa melakukan pengumpulan spesimen. Mereka mengambil sampel secara normal dari hewan yang sakit tetapi. Juga dari hewan yang sehat. Mereka harus mengambil sampel sedikitnya 6 ekor hewan peternakan.

I.        Tindakan untuk mencegah penularan flu burung
Kandangkan ayam dan bebek secara terpisah.
Ingat selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, setelah kontak langsung dengan  unggas
Tidak diperbolehkan membuang ayam atau bebek kekali, sebaiknya dikubur atau dibakar saja.
Ayam atau bebek yang sakit/mati lebih baik jangan diperjual belikan

Bersihkan kandang unggas setiap hari
Ikuti anjuran untuk vaksinasi secari teratur
Segera laporkan ayam yang sakit atau mati kepada pihak yang berwenang
Ayam dan bebek harus dimasak yang benar sampai matang